Banyak yang salah mengira sagu merupakan tepung.
Sesungguhnya sagu merupakan pati. Perbedaan mendasar tepung dan pati terletak
pada cara pengolahan dan hasil yang diperoleh. Pati terdiri dari sebagian besar
karbohidrat kompleks yang kaya akan energi, sedangkan tepung selain terdiri dari
karbohidrat juga mengandung protein dan serat. Hasil pati biasanya terlihat
lebih putih dan halus dibandingkan tepung. Perbedaan tepung dan pati akan
menjadi lebih jelas lagi dengan penjelasan proses pengolahannya yang akan
dipaparkan pada artikel lain.
Ekstraksi Pati Sagu 1
Pada artikel ini penulis menceritakan pengalaman saat
mendapat kesempatan secara langsung menyaksikan pengolahan sagu pada masyarakat
asli Sentani, Papua, Indonesia. Sebelum proses ektraksi sagu, pohon sagu
ditebang terlebih dahulu kemudian diparut, bisa menggunakan parutan mesin atau
secara tradisional. Pemilihan pohon sagu yang akan ditebang berdasarkan
kearifan lokal, beberapa suku memiliki kriteria tersendiri untuk memilih pohon
sagu. Bahkan pada beberapa suku di Papua penebangan pohon sagu melalui upacara
adat terlebih dahulu yang kadang rumit tatacara pelaksanaannya. Kearifan lokal
ini penting diperhatikan untuk dapat menjaga plasma nutfah sagu yang terdapat
banyak aksesi yang masih harus dan bisa dieksplorasi. Hal ini dapat menjaga
keseimbangan alam, sehingga alam tidak rusak hanya untuk kepentingan komersial
yang menguntungkan hanya beberapa pihak tertentu saja.
Ekstraksi Pati Sagu 2
Setelah hasil parutan pohon sagu diperoleh, saatnya untuk
mengekstrak pati sagu. Salah satu hal yang menarik adalah masyarakat Papua
memanfaatkan pelepah atau batang sagu sebagai sarana untuk mengalirkan air.
Penggunaan pelepah sagu memanfaatkan kembali barang yang biasanya dibuang,
terlihat bahwa masyarakat papua sudah mengenal konsep reuse dan reduce
sebagai kearifan lokal. Tentu penggunaan pelepah sagu ini terbilang unik
apabila dibandingkan dengan konsep pengaliran air pada umumnya yang
menggunakan paralon, talang atau bahan PVC dan plastik lainnya.
Ekstraksi Pati Sagu 3
Dapat kita lihat dari gambar di atas, air yang digunakan
berasal dari sungai sehingga pengerjan proses ekstrak pati dikerjakan di
pinggir sungai. Air dari sungai terlihat bagus dan jernih. Kondisi air yang
masih bagus tersebut tercipta karena lingkungan sekitar terjaga dari limbah
rumah tangga dan industri yang tentunya dapat mempengaruhi hasil olahan sagu.
Kondisi perairan alam yang bagus ini tentunya harus dipertahankan dan
dilindungi oleh semua pihak untuk kebaikan bersama.
Kerja Berkelompok dan Bergotong Royong
Air yang mengalir melalui batang sagu dengan serutan sagu
diujungnya yang ditampung dalam kain kemudian diperas untuk mengeluarkan pati.
Proses pengaliran air dan pemerasan serutan sagu dilakukan berulang-ulang
sampai pati terekstrak semua. Hasil ekstrak ditampung di bak penampungan di
bagian bawah. Setelah didiamkan beberapa saat, timbul endapan pati di bagian bawah
penampungan. Kemudian bak penampungan dikeringkan dengan cara mengalirkan air
kembali ke sungai. Pati yang terdapat sebagai endapan di bagian bawah bak
penampungan kemudian dijemur untuk mendapatkan pati kering dengan tingkat kadar
sekitar 12% agar awet disimpan, atau bisa juga dibentuk menjadi tumang yang
bisa langsung dijual di pasar lokal Sentani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar